Aku, di masa kini.


I'm gonna put my body first and love me so hard 'til it hurts

Udah lama nggak nulis blog. Lebih tepatnya aku kehilangan arah buat nulis. Berasa kaya nggak punya nyawa untuk dituangkan dalam tulisanku. Kelihatannya sepele, tapi buat aku yang terbiasa menulis, rasanya itu menyiksa. Banyak hal yang berlarian di kepalaku, dengan berbagai kejadian yang lalu lalang dalam hidupku beberapa waktu ini. Aku ngerasa kalo aku kehilangan kepercayaan dalam menulis, seperti tokoh yang jadi tujuan menulisku udah nggak ada. Udah hilang. 

Jadi, tulisanku kali ini ku dedikasikan buat diriku sendiri. Single mom yang mulai lelah dengan kesinglean ini tapi masih ogah kalo disuruh deket sama laki-laki.

Beberapa bulan belakangan ini, aku menyibukkan diri dengan bantuin Mama. Mungkin kesannya aku pengangguran yang nggak punya kerjaan (emang nggak kerja sih) tapi aku berusaha untuk menyibukkan diri dengan hal yang positif, salah satunya bantuin kerjaannya Mama. Selain itu ya ngedidik Aira supaya jadi anak baik. 

Hidupku sekarang memang hanya seputar Aira. Ketika aku memutuskan untuk menunda Aira masuk sekolah, disitu juga aku memutuskan untuk menjadi sekolah pertama yang terbaik buat Aira. Dari segi kelengkapan, keluarga kami memang nggak lengkap. Cuma ada aku dan Aira. Tapi dari segi kecukupan, semuanya lebih dari cukup. Hidupku masih terjamin bahkan aku lebih tenang dan pikiranku lebih terjamin daripada sebelumnya. 

Kesedihan yang aku pikir bakal terus lengket di ingatanpun akhirnya hilang juga. Waktu memang menyembuhkan, asal kita commit mau sembuh, asal kita commit mau berubah. Aku punya 2 pilihan ketika memutuskan untuk survive sendirian ; terus menerus mikirin hal yang nggak aku punya atau bersyukur sama apa yang sudah ada di hidupku. Dan aku memilih buat bersyukur. Aku bersyukur karena dititipi Allah anak yang baik dan pinter, aku bersyukur punya kedua orang tua yang nggak malu dengan statusku sebagai janda, aku bersyukur punya saudara yang sayang sekali sama Aira (setidaknya kalo aku mati duluan, aku tenang nitipin Aira sama keluargaku), aku bersyukur masih diberi rejeki kesehatan dan kelapangan hati. Intinya, aku beryukur karena Allah begitu baik sama aku yang masih banyak kurangnya.

Aku masih sama kaya aku yang dulu. Yang suka banget sama kisah dongeng, dengan happy ending, Yang suka banget nonton Comedy Romantic. Yang percaya setiap orang ditakdirkan untuk satu orang aja. Ada yang nanya ke aku , apa aku masih percaya cinta? Masih percaya sama hubungan? Masih percaya sama laki-laki? Aku masih percaya sama semua itu karena aku tau, Allah cuma mengabulkan doaku ketika aku minta dipisahkan sama orang yang bukan jodohnya, sama orang yang nggak baik untuk dunia dan akhiratku. Allah pernah memisahkan kami satu kali, lalu aku masih keras kepala mau kembali. Akhirnya Allah memisahkan kami selamanya dengan memberikan rasa sakit yang nggak bakal bisa diperbaiki lagi. Apa aku nyesel? Enggak, aku bersyukur karena dia ngasih hadiah terbaik buat aku, yaitu Aira. 

Hidupku saat ini memang jauh dari hidup yang aku impikan. Tapi ini hidup terbaik yang Allah kasih untuk aku dan Aira. Buatku, ketenangan yang aku miliki kali ini adalah yang terbaik yang pernah aku alami selama 26 tahun aku hidup. Memang agak sepi, tapi lebih baik seperti ini. 

Komentar

Postingan Populer