Hidup lebih sehat dengan Sorgum.

Tinggal di Indonesia dengan keberagaman kulinernya membuat saya menjadi salah satu orang yang tidak bisa makan tanpa nasi. Jika sehari saja belum makan nasi, rasanya seperti ada yang kurang. Padahal nasi sendiri -terutama nasi putih- memiliki kadar gula dan pati yang lebih tinggi daripada serat, sehingga tidak terlalu cocok jika dikonsumsi dalam jumlah banyak terutama pada penderita diabetes. 

Meski terasa begitu lezat apalagi ketika masih hangat, saya memutuskan untuk mencari alternatif dari makanan wajib satu ini. Ada beberapa option yang saya temukan seperti, nasi merah, jagung, gandum dan juga sorgum. Dari semua alternatif makanan pokok diatas, yang paling menarik buat saya adalah sorgum. 

Tanaman Sorgum (foto : shutterstock)


Sorgum termasuk tanaman jenis serelia yang berasal dari Afrika. Sorgum yang mudah ditemukan di indonesia adalah Sorgum batang manis (Sorghum bicolor L. Moench). Sorgum telah lama dikenal oleh petani Indonesia khususnya di Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur namun untuk pengembangannya sendiri masih terbatas. Padahal tanaman ini memiliki daya adaptasi yang luas, ia tahan terhadap kekeringan dan dapat tumbuh baik meskipun ditanam di lahan yang kurang subur, air terbatas dan input yang rendah. Sorgum juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi terhadap hama dan penyakit dibandingkan dengan tanaman palawija lainnya karena memiliki kandungan tanin yang tinggi.

Sorgum memiliki karakteristik bentuk dengan bijinya yang bulat. Kulit bijinya ada yang berwarna putih, merah atau coklat. Selain itu, ia memiliki jenis daun yang mirip seperti pada daun jagung, akan tetapi daun sorgum dilapisi oleh sejenis lilin yang agak tebal dan berwarna putih. Lapisan lilin inilah yang berfungsi untuk menahan atau mengurangi penguapan air dari dalam tanaman sehingga mampu mendukung ketahanannya terhadap kekeringan. Sorgum juga memiliki rangkaian bunga yang sempurna, berada pada malai di bagian ujung tanaman. Bunga inilah yang nantinya akan menjadi bulir-bulir sorgum. 

Olahan dari biji sorgum sangat beragam. Sorgum bisa dimasak tunggal, sebagai pengganti nasi atau dibuat campuran dalam berbagai jenis makanan. Kandungan gizinya yang tinggi, meliputi karbohidrat, lemak, kalsium, dan fosfor menjadikan sorgum salah satu bahan pangan dari hutan yang memiliki banyak kelebihan. Selain pemanfaatan langsung dari bijinya, sorgum juga bisa diolah menjadi tepung sorgum. Dengan kandungannya yang gluten free, tepung sorgum bisa menjadi alternatif yang aman bagi pembuatan makanan berbahan dasar tepung terigu seperti mie atau kue.

Salah satu penggunaan sorgum yang paling mudah adalah mengolahnya menjadi nasi goreng. Kandungan serat yang lebih tinggi pada sorgum bisa membuat rasa kenyang bertahan lebih lama dan tentunya nasi goreng akan semakin sehat. Perlu diingat, sebelum mengolah sorgum menjadi pengganti nasi, sorgum harus direndam minimal 1 jam lalu bisa dicampur dengan beras merah atau quinoa lalu dimasak di rice cooker seperti biasa. 

Meskipun sorgum memiliki banyak kelebihan, popularitasnya masih kalah dengan nasi putih. Harga pasar yang masih tinggi jika dibandingkan dengan beras putih, dan juga minimnya edukasi secara online maupun offline terhadap bahan pangan dari hutan yang satu ini. Padahal dengan sejuta kelebihannya, sorgum bisa jadi alternatif pengganti nasi putih yang aman dan juga mengenyangkan. 

Edukasi tentang berbagai macam isu lingkungan termasuk tentang bahan pangan dari hutan bisa di dapatkan melalui website Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau WALHI. WALHI adalah sebuah organisasi gerakan lingkungan hidup terbesar di Indonesia. Bergerak di bidang upaya penyelamatan dan pemulihan lingkungan di indonesia, WALHI menjadi tempat bernaungnya 487 organisasi dari non pemerintah dan organisasi pecinta alam, serta 203 anggota individu yang tersebar di 28 propinsi indonesia. Berdiri sejak tahun 1980 hingga saat ini, WALHI bekerja untuk terus mendorong terwujudnya pengakuan hak atas lingkungan hidup, dilindungi serta dipenuhinya hak asasi manusia. 

Dengan bantuan WALHI dan kontribusi masyarakat secara individu, kita bisa menciptakan pola hidup yang lebih baik dan pemanfaatan hutan yang lebih bijak. Kita sebagai populasi terbanyak di Bumi, punya kewajiban untuk melakukan segala hal dalam menjadikan Bumi lebih ramah. Hal besar dimulai dari hal kecil. Maka, ini adalah langkah saya untuk memberikan sedikit informasi tentang bahan pangan hutan yang memiliki banyak keunggulan dan mudah ditemukan di Indonesia. Langkah kamu yang mana?

Komentar

Postingan Populer