Ketika kisah saya jadi konsumsi publik.

Saya orangnya suka nulis. Suka cerita soal hal kecil dalam hidup hingga hal besar yang menurut sebagian orang adalah hal personal. Awalnya saya juga suka mikir, apa keputusan saya cerita soal kehidupan personal saya adalah tindakan yang benar? Tapi kejadian beberapa hari terakhir ini ngebuat saya nyaman untuk terus menyuarakan pengalaman saya. 

Saya aktif di berbagai sosial media terutama di Instagram. Lalu beberapa bulan terakhir saya juga aktif di Quora. Dari tulisan pertama saya di Quora, memang saya tujukan untuk melegakan perasaan. Untuk membuang semua sakit hati yang tersisa (saat itu saya masih proses healing setelah cerai) Dan respon yang saya dapat dari pembaca membuat saya percaya bahwa apa yang saya alami bisa jadi pelajaran untuk mereka di luar sana.

Bukan berarti saya jadi merasa expert ketika bicara soal cinta, toh pada akhirnya saya memang harus mengakui bahwa terlepas dari apapun status kami, saya akan selalu mencintainya. Tapi saya belajar bahwa cinta bukan lagi jadi satu-satunya alasan buat bertahan, terutama ketika sebagai pasangannya saya sudah nggak dihargai. Cerita saya terkesan saya menyudutkan satu atau dua pihak, padahal yang saya ceritakan adalah hal yang benar terjadi dari sudut pandang saya. Buat saya, selama itu kebenaran meskipun menyakitkan akan tetap jadi sebuah kebenaran. 

Beberapa cerita yang saya tulis menghasilkan banyak teman baru dari penjuru nusantara. Kebanyakan dari mereka bertanya apa yang menjadikan saya begitu sabar meskipun pada kenyataannya saya sudah kenyang marah-marah sama mantan saya. Adapula yang cerita tentang hidup pahitnya sembari bertanya soal masukan saya. Ada yang berterima kasih karena membaca cerita saya membuatnya percaya bahwa apapun cobaannya pasti akan ada jalan keluar. 

Selama ini, cerita saya selalu saya tulis sendiri, tanpa ijin mantan yang jadi pemeran utama di cerita saya. Semalam saya tanya sama dia, apa dia keberatan jika saya cerita tentang masalah kami di social media, sembari saya ceritakan bahwa ada beberapa orang yang reach out ke saya untuk sharing masalah mereka. Tanggapan si mantan seperti dugaan saya, dia tidak mempermasalahkan cerita saya karena dia tau yang saya ceritakan adalah kebenaran, bukan hal bohong yang saya buat-buat.

Terlepas dari apa yang saya rasakan dulu, saya bersyukur jika ada yang merasa terbantu, mendapat pencerahan atau merasa mendapat teman yang senasib dari cerita saya. Saya terus belajar untuk bercerita tentang apa yang ada di hati saya tanpa perlu menyudutkan satu atau dua pihak. Karena buat saya, semua orang berhak menemukan kekuatan dari apa yang terjadi di waktu tergelap mereka. 


Komentar

Postingan Populer