Daniel dan Blair; uncommon couple yang super relatable.


Pada jamannya, Gossip Girl merupakan salah satu American TV series yang lumayan bikin kecanduan. Bahkan ketika aku memutuskan untuk nonton ulang, tetep aja ngerasa amaze dengan jalan ceritanya yang ruwet dan sifat individu tokoh yang semuanya antagonis. 

Satu hal yang menarik perhatianku adalah ketika ada fase Daniel dan Blair. Mana ada yang nebak kalo mereka akhirnya pernah jadi couple, mengingat Blair adalah sahabat Serena dan Daniel adalah mantan Serena. Sebagai perempuan, kayanya ada peraturan tidak tertulis tentang berpacaran dengan mantannya teman apalagi sahabat. Tapi entah kenapa, di serial satu ini, Daniel dan Blair seakan ngasih angin segar di tengah-tengah season yang semakin ruwet. 

Penonton setia GG pasti tau history Blair dan Chuck. Yes, mereka memang keliatan banget cinta satu sama lain tapi ketika hubungan itu diawali kebohongan, yang tersisa di sepanjang hubungan mereka rasa nggak aman dan nggak nyaman yang akhirnya menjadi-jadi dan terus ngedorong mereka berdua berpisah. Percaya nggak percaya, tipe hubungan ini pasti pernah di alami sama beberapa orang terutama ketika mereka masih muda. Hubungan yang penuh dengan hal intens, masalah yang sudah jadi makanan sehari-hari sampai akhirnya sadar, bahwa tipe hubungan ini nggak bakal berlangsung lama. Kedua pribadinya harus berubah terlebih dahulu sebelum akhirnya bisa end up bareng ( dan pada akhirnya Chuck memang menikah sama Blair )

Tapi setelah keluar dari hubungan yang intens dengan Chuck, Blair seperti kebingungan ketika dihadapkan dengan laki-laki seperti Daniel. Mereka berdua punya banyak kesamaan, Blair bisa bersikap seketus apapun ke Daniel tanpa takut Daniel akan marah, Danielpun bisa bersikap yang sama. Hubungan mereka ringan, tapi maknanya dalam. Rasa aman dan nyaman yang diberikan Daniel ketika berhadapan dengan Blair yang kalut dan bingung, masih gagal diberikan Chuck yang berimbas akhirnya Blair memilih punya hubungan sama Daniel ( meskipun cuma sebentar, tapi aku adore banget sama hubungan mereka )

Ketika aku nonton serial ini bertahun-tahun yang lalu, tepatnya ketika masih sekolah, hubungan Chuck dan Blair terlihat menyenangkan. Memiliki seseorang yang mencintai kita dengan cara seintens itu, yang rela melakukan apapun untuk menyenangkan kita, rasanya super sekali. Tapi ketika aku nonton lagi disaat sudah beranak satu dan sudah menikah, hubungan Daniel dan Blair lebih terasa masuk akal. 

Hubungan mereka berdua nggak dipenuhi dengan manipulasi dan hubungan intim semata. Mereka menghabiskan banyak episode; hanya ngobrol, cerita, nonton film bareng tapi chemistry antara keduanya bisa sampai ke penonton ( maksudnya ke aku ya ) Di satu sisi, aku bisa ngerasain bagaimana Blair menikmati kesederhanaan Daniel yang ngebuat dia jadi ikutan tenang. Tapi di sisi lain, ada perbedaan latar belakang keluarga yang nggak bisa dibohongi, dan semakin lama bersama, mereka berdua aware sama perbedaan itu. 

Seandainya Blair dan Daniel sama-sama mau menurunkan ego dan saling adaptasi ke gaya hidup masing-masing, rasanya menarik melihat dua karakter ini memiliki ending sampai menikah. Blair yang ketus dan Daniel yang sarkas akan menghasilkan anak-anak yang bermulut pedas tapi berpikiran tajam ( oke ini kejauhan mikirnya ) 

Dari sini aku belajar, bahwa semua bisa kalah ketika kenyamanan dan keamanan di dapat dari sebuah hubungan. Sesimple itu tapi sesusah itu nyarinya. Nyaman sama seseorang nggak ngebuat kamu jadi maklum sama toxic trait orang itu ataupun sebaliknya. Tapi ngebuat kalian sadar bahwa you are willing to change for yourself when you love someone. Seseorang berubah bukan karena paksaan dari luar, melainkan dari kesadaran diri sendiri. Rasa aman dan nyaman yang ada dalam sebuah hubungan bisa jadi salah satu alasan untuk berubah. 

Semakin bertambah umur, ada satu yang aku sadari dengan pasti, bahwa hubungan nggak cuma soal cocok atau enggak, karena sesungguhnya, nggak pernah ada orang yang cocok 100%. Yang ada adalah usaha dari kedua pihak untuk terus memperbaiki diri dan berkompromi ketika menemukan sesuatu yang nggak cocok. Di akhir yang berbeda, mungkin Daniel dan Blair bisa punya hubungan yang sehat sampai mereka menua bersama. 

As a person who truly believe in happy ending and second chances, akupun berharap nantinya akan bisa punya hubungan yang sehat. Yang lalu cukup dijadikan pelajaran, bukan porsinya kita menilai masa depan seseorang dari kesalahannya di masa lalu. 

Komentar

Postingan Populer