Menutup 2019 dengan berjuta rasa syukur.

Tahun 2019 adalah salah satu tahun terberat yang pernah ada dalam di hidupku. Di tahun ini, aku kehilangan banyak hal. Tapi, aku juga menemukan hal baru lainnya. Aku seperti sedang menerapkan teori dimana ketika kamu kehilangan sesuatu maka kamu akan menemukan sesuatu.

Aku mungkin kehilangan pasangan, kehilangan masa depan yang pernah aku rangkai, kehilangan tempat bersandar tapi aku menemukan diriku, menemukan kekuatan yang ternyata ada padaku, menemukan tempat cerita terbaik adalah pada diriku sendiri.

Di tahun ini, aku belajar bersyukur pada apa yang jadi porsiku saat ini. Keinginan untuk terus percaya pada mimpi yang menjadikanku pribadi dengan lebih banyak rasa syukur. Aku tidak ingin menghabiskan waktu dengan menghitung apa yang tidak jadi kepunyaanku, aku ingin waktu yang bergulir beriringan dengan apa yang aku punya, hal-hal yang selalu aku syukuri.

Aku bersyukur diberi nikmat iman oleh Allah, ketika hatiku diuji, ketika seluruh duniaku sedang runtuh, tapi tidak dengan keyakinan dan iman yang diberikan oleh Allah.
Aku bersyukur diberi kesehatan bagi aku dan anakku, diberi waktu untuk istirahat dan diberi ruang untuk aku menjadi diriku sendiri.
Aku bersyukur dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangiku, yang mendukung langkahku, yang menguatkan aku ketika hatiku tidak lagi berbentuk.
Aku bersyukur untuk diriku sendiri karena diberi kekuatan ketika yang aku ingin hanyalah mati, karena diberi rasa nyaman saat aku memeluk diriku sendiri.

Tahun 2019 adalah tahun dimana aku sadar bahwa aku bisa bahagia dengan apa yang ku punya, meski itu bukan yang ku mau. Tahun dimana aku meningkatkan rasa syukur atas apa yang jadi porsiku saat ini, meski itu bukan cita-citaku.

2019 ku tutup dengan berjuta rasa maaf yang tidak bisa diungkapkan, berjuta rasa syukur yang selalu aku panjatkan. Kepadamu yang sedang berjuang, maka teruskanlah. Kamu boleh istirahat, tapi jangan berhenti. Kepadamu yang merasa kalah, jangan terus merasa salah. Apa yang terjadi pada hidupmu terkadang bukan ulah tanganmu, tapi apa yang kamu lakukan setelahnya adalah tanggung jawabmu. 

Untuk aku yang terus berproses, jangan menyerah, langkahmu bukan hanya satu atau dua. 

Komentar

Postingan Populer